Upaya Pencegahan Karhutla Terus Dilakukan

PALANGKA RAYA, KALTENGKITA.COM – Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Agustan Saining menyampaikan bahwa sejak Maret hingga Oktober, pihaknya terus berupaya melakukan patroli pencegahan dan penanganan karhutla, termasuk pemadaman dan edukasi kepada masyarakat.

“Kami melaksanakan terus tanpa henti, meskipun cuaca berganti antara hujan dan kemarau. Kami tetap bergerak di lapangan, meski masih terjadi karhutla, namun semuanya dapat dikendalikan,” ujarnya, Senin (4/10/2024).

Agustan juga mengungkapkan bahwa beberapa kebakaran terjadi diduga karena faktor kesengajaan, mengingat lahan yang terbakar masih mudah diakses oleh masyarakat. Ia meminta penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap pelanggaran yang dapat memicu karhutla.

“Kami harap penegakan hukum dilakukan dengan tegas untuk mencegah terulangnya kejadian kabut asap yang luar biasa di masa lalu,” tambahnya.

Terkait anggaran, Agustan menyatakan bahwa perhatian gubernur Kalteng sangat besar dalam pengadaan armada untuk penanggulangan karhutla, dengan alokasi sekitar 100 miliar rupiah. Anggaran tersebut tidak hanya untuk armada, tetapi juga untuk tim serbu api dan masyarakat peduli api.

“Ini merupakan komitmen provinsi untuk menekan karhutla dan dapat ditambah dalam kategori siaga,” jelasnya.

Wilayah yang dinyatakan rawan karhutla mencakup Pulang Pisau, Palangka Raya, Katingan, Kotawaringin Barat, dan Kotawaringin Timur, dengan Palangka Raya menjadi yang paling sering terdampak karena banyaknya area gambut.

“Di wilayah tersebut terdapat beberapa hotspot, tetapi semua berhasil ditanggulangi,” tegasnya.

Agustan juga menyoroti peran perusahaan dalam mencegah karhutla, dengan mengingatkan agar perusahaan pemanfaatan hutan tidak menyebabkan kebakaran. Ia menekankan bahwa tahun 2024 termasuk dalam kategori kemarau basah.

“Kami sudah menyurati perusahaan agar aktif dalam pengendalian karhutla. Kami akan bertindak tegas jika ada perusahaan yang sengaja membakar lahan,” imbuhnya.

Dinas Kehutanan Kalteng memiliki 18 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla) yang terdiri atas 15 orang per regu, serta 10 ribu anggota masyarakat peduli api.

“Kami berupaya meningkatkan kemampuan mereka dengan memberikan alat pemadam dan pelatihan. Ini diharapkan dapat menjaga hutan, termasuk hutan lindung dan hutan produksi,” tutup Agustan. (*/KK-3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *