PALANGKA RAYA,KALTENGKITA.COM– Wakil Ketua II Komisi I DPRD Kota Palangka Raya, Syaufwan Hadi, menanggapi wacana pengiriman remaja bermasalah ke barak militer seperti yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat. Ia menyebut, gagasan ini menarik untuk dikaji dan mungkin diterapkan di Palangka Raya, menyusul maraknya kenakalan remaja belakangan ini.
“Secara positif, pendekatan ini bisa menanamkan disiplin dan karakter melalui lingkungan yang terstruktur dan profesional,” ujar legislator dari PAN tersebut.
Namun, Syaufwan mengingatkan bahwa penerapan program serupa tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Ia menyoroti potensi risiko tekanan mental dan gangguan perkembangan sosial anak jika pendekatan militeristik tidak disesuaikan dengan konteks psikologis remaja.
“Ada risiko tekanan mental dan hilangnya rasa kebebasan, yang bisa mengganggu perkembangan emosional mereka,” tambahnya.
Ia mencontohkan kasus enam remaja yang baru-baru ini diamankan Polresta Palangka Raya karena terlibat tawuran. Menurutnya, opsi pembinaan di barak militer bisa dipertimbangkan untuk pelanggaran berat, namun harus melalui seleksi ketat.
“Program ini layak dicoba, tapi harus berdasarkan tingkat pelanggaran. Tidak semua anak nakal bisa disamakan penanganannya,” ujarnya.
Meski terbuka terhadap pendekatan pembinaan berbasis militer, Syaufwan menegaskan bahwa solusi jangka panjang tetap bergantung pada peran pendidikan, keluarga, dan lingkungan sosial.
“Yang utama tetap pendidikan yang baik, dukungan keluarga, dan pengawasan sosial yang konsisten,” tutupnya. (Redk-2)