Waspada Cuaca Ekstrem

PALANGKA RAYA, KALTENGKITA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut memperingatkan masyarakat Kalimantan Tengah terhadap potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan, mulai 31 Mei hingga 6 Juni 2025.

Dalam laporan prakiraan cuaca mingguan, wilayah Kalimantan Tengah diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. BMKG menetapkan status Waspada untuk wilayah ini, mengingat tingginya peluang terjadinya hujan dengan potensi dampak banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.

“Faktor belokan angin dan zona konvergensi turut mendorong pertumbuhan awan hujan di sejumlah wilayah, termasuk Kalimantan Tengah. Kondisi ini perlu diwaspadai, terutama saat siang hingga malam hari,”ucap Prakirawan BMKG, Chandra Mukti W, Sabtu (31/5).

BMKG juga merilis tingkat peringatan cuaca harian nasional. Pada 31 Mei, Kalimantan Tengah masuk dalam level WASPADA, bersama dengan sebagian besar wilayah Indonesia lainnya seperti Aceh, Sumatera, Jawa, hingga Papua. Status serupa juga berlaku pada 1 dan 2 Juni 2025.

“Sementara itu, untuk wilayah Kalimantan Timur dan Papua, BMKG menetapkan status SIAGA pada 1 Juni karena potensi hujan lebat hingga sangat lebat, sedangkan status AWAS (hujan sangat lebat hingga ekstrem) nihil hingga 2 Juni,” tambahnya.

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini angin kencang untuk wilayah Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Barat, terutama pada awal Juni. Masyarakat diminta waspada terhadap potensi pohon tumbang dan gangguan aktivitas pelayaran.

“Suhu udara di Kalimantan Tengah diperkirakan berkisar antara 23–33°C, dengan kelembapan tinggi antara 60–100 persen. Angin bertiup dari arah timur ke barat dengan kecepatan 5–15 km/jam,” lanjutnya.

Selain itu, keperluan operasional dan pengambilan keputusan, kami imbau agar instansi terkait rutin berkoordinasi dan memperbarui informasi prakiraan cuaca melalui BMKG Tjilik Riwut.

“Masyarakat diimbau untuk tidak mengabaikan potensi bencana hidrometeorologi dan senantiasa mengikuti informasi resmi BMKG agar dapat mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi,” ungkapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *