Tangisan Emas Sang Jagoan Para Atletik Indonesia

KALTENGKITA.COM-Nanda Mei Sholihah sukses menyumbangkan emas bagi Indonesia pada cabang olahraga para atletik nomor 100 meter kelas T46/57 putri. Berlaga di Stadion Manahan, Solo (1/8), Nanda menjadi yang tercepat. Usai finis, dia langsung menangis sambil mencium bendera Merah Putih dan memeluk rekan-rekan atlet serta pelatih.

“Alhamdulillah, ini pertandingan pertama saya di ASEAN Paragames di nomor 100 meter kelas T46 putri. Alhamdulillah, saya mendapatkan medali emas,” ungkap Nanda usai merebut medali emas, Senin (1/8/2022).

Emas ini, Nanda persembahkan untuk orang tua yang menonton langsung di tribun Stadion Manahan, Solo. Nanda merasa takut sekali jika sampai kalah dan mengecewakan orang tua. Tetapi akhirnya dia berhasil dan meraih emas.

“Orang tua nonton langsung, makanya saya takut sekali kalau mengecewakan. Alhamdulilah bisa meraih emas. Saya sangat berterima kasih kepada orang-orang yang telah mendukung saya, seluruh warga Indonesia, orang tua saya, teman-teman saya, dan teman-teman media semua,” katanya dikutip dari NPC Indonesia.

Sebelum bertanding, Nanda sempat mengobrol dan konsultasi dengan kedua orang tua. Sebab, dia memang masih ada keraguan. Nanda juga takut seandainya mengecewakan meskipun sudah lama latihan.

“Keyakinan dari orang tua itu yang menguatkan saya. Jadi ngobrol dan konsultasi dengan orang tua. Jujur masih ada keraguan dan takut kalau mengecewakan,” katanya.

Orang tua datang langsung dari Kediri untuk menonton di Stadion Manahan. Solo. Adiknya juga ikut datang.

Menurutnya, dukungan orang tua sangat besar sekali. Karena sejak awal terjun di para atletik, orang tua Nanda sangat mendukung. Nanda kali pertama terjun di atletik pada usia 11 tahun.

“Sangat mendukung, malah merekomendasikan untuk ikut. Orang tua malah bilang pada tahun 2010 bahwa siapa tahu olahraga ini akan menjadi rezeki bagi saya ke depannya,” jelasnya.

Dia pun punya pesan buat orang tua, “Apapun yang akan aku berikan kepada orang tua tidak akan pernah cukup. Jadi apapun yang bisa aku kasih, aku kasih ke mereka. Orang tua itu sangat berperan dan berarti sekali,” paparnya.

Nanda mengaku sangat terharu dan menangis setelah sampai finis. Sebab ASEAN Para Games 2022 merupakan multievent di Asia Tenggara pertama kali setelah masa pandemi Covid-19. Jadi jaraknya sangat lama sekali dengan multievent sebelumnya.

“Alhamdulillah, saya bisa berkesempatan untuk mewakili Indonesia di ASEAN Para Games ini. Jadi saya juga sedikit takut dan deg-degan tapi bisa melewati itu, terharu banget,” katanya.

Dia mengaku grogi karena memang ajang ini digelar di Indonesia.

“Sempat grogi tapi harus lanjut, apalagi ditonton langsung oleh orang tua dan didukung warga Indonesia,” katanya.

Bagi Nanda, emas ini merupakan emas ketiga yang diperoleh di ASEAN Para Games. Dia mulai ikut ajang ini pada tahun 2013. (Redk-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *