Akses Jalan Masih Minim, DPRD Kalteng Desak Pemerintah Prioritaskan Infrastruktur Pedalaman

PALANGKA RAYA,KALTENGKITA.COM– Kondisi infrastruktur di sejumlah wilayah pedalaman Kalimantan Tengah (Kalteng) dinilai masih jauh dari memadai. Hingga kini, banyak desa di pelosok belum memiliki akses jalan darat yang layak, sehingga warga masih bergantung pada jalur sungai untuk mobilitas sehari-hari.

Anggota DPRD Provinsi Kalteng, Yetro Midel Yoseph, menyatakan keprihatinannya atas situasi tersebut. Menurutnya, pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan di wilayah terpencil harus menjadi prioritas utama pemerintah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.

“Ini sangat memprihatinkan. Apalagi kalau kondisi sungai tidak memungkinkan untuk dilalui, masyarakat terpaksa berjalan kaki. Bahkan bisa memakan waktu lama hanya untuk mencapai wilayah lain,” ujar Yetro, Senin (28/4).

Ia menegaskan, akses jalan darat yang memadai sangat penting, terutama untuk situasi darurat seperti layanan kesehatan, distribusi logistik, pendidikan, dan aktivitas ekonomi warga. Tanpa infrastruktur yang layak, masyarakat pedalaman akan terus terisolasi dan tertinggal dalam pembangunan.

“Sudah sepatutnya pemerintah daerah mengoptimalkan pembangunan jalan dan jembatan penghubung antarwilayah. Ini tidak hanya mempercepat konektivitas, tetapi juga langkah nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Yetro juga mendorong komitmen kuat dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi Kalteng agar tidak lagi menjadikan isu pembangunan pedalaman sebagai sekadar wacana. Ia menekankan, akses darat di pedalaman adalah kebutuhan mendesak, bukan janji politik yang bisa ditunda.

“Mudah-mudahan pemerintah daerah bisa memberikan solusi konkret untuk mengatasi kesulitan warga di pelosok. Akses yang baik akan memperlancar aktivitas ekonomi, mempercepat pertolongan dalam kondisi darurat, serta mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.

Hingga kini, banyak desa di Kalteng, terutama yang berada jauh dari ibu kota kabupaten, masih mengandalkan jalur sungai sebagai satu-satunya sarana transportasi. Namun, kondisi cuaca ekstrem dan alam yang tidak bersahabat sering kali membuat jalur ini tidak dapat dilalui, menambah beban masyarakat yang sudah hidup dalam keterbatasan.

Oleh karena itu, Yetro menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur darat adalah kunci untuk mengakhiri keterisolasian dan mempercepat pemerataan pembangunan di seluruh pelosok Kalimantan Tengah. (Redk-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *