PALANGKA RAYA, KALTENGKITA.COM – Wakil Ketua III DPRD Kalimantan Tengah, Junaidi, menegaskan pentingnya penerapan standar tinggi dalam pengelolaan dapur penyedia Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Palangka Raya. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan program MBG tidak hanya diukur dari seberapa banyak makanan yang tersaji, tetapi juga dari sejauh mana makanan tersebut aman, bergizi, dan layak dikonsumsi oleh peserta didik.
Junaidi mengimbau seluruh pengelola dapur MBG agar lebih teliti dalam memilih bahan makanan serta menyusun menu harian siswa. Kandungan gizi, kebersihan, dan kualitas bahan baku menjadi tiga aspek utama yang harus dijadikan prioritas.
“Setiap menu yang disiapkan harus benar-benar memperhatikan kebutuhan gizi anak-anak, bukan sekadar mengenyangkan. Ketelitian dalam penyusunan menu menjadi kunci utama keberhasilan program ini,” ujarnya baru-baru ini.
Junaidi juga mengingatkan bahwa bahan makanan seperti ikan, ayam, sayuran, dan bumbu dapur harus dipastikan dalam kondisi segar dan aman konsumsi. Penggunaan bahan kedaluwarsa atau yang tidak terjamin kualitasnya bisa berdampak buruk pada kesehatan siswa.
“Kita tidak boleh kompromi soal kualitas. Semua bahan pangan harus dicek kesegarannya secara rutin. Jangan sampai ada yang lalai, karena dampaknya bisa fatal,” tegasnya.
Selain soal bahan makanan, aspek sanitasi dapur juga menjadi perhatian serius. Junaidi menyebut, dapur yang tidak higienis, saluran pembuangan yang bermasalah, atau lingkungan yang dipenuhi lalat bisa menjadi sumber penyakit dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap program MBG.
“Kebersihan dapur bukan sekadar estetika, tapi soal keamanan pangan. Dapur harus bersih, tertata, dan bebas dari kontaminasi. Ini menyangkut nyawa dan masa depan anak-anak,” katanya.
Untuk memastikan pelaksanaan program berjalan sesuai standar, DPRD Kalimantan Tengah bersama Badan Gizi Nasional (BGN) akan terus melakukan pengawasan dan evaluasi di lapangan. Pemantauan berkala ini ditujukan agar setiap pengelola dapur tetap disiplin dalam menjalankan tugasnya.
“Kami paham bahwa menjalankan dapur MBG bukan tugas ringan. Tapi karena ini menyangkut kesehatan generasi penerus, maka harus dikerjakan dengan penuh tanggung jawab dan integritas,” ujar Junaidi.
Ia pun mengajak seluruh pihak, mulai dari pengelola dapur, sekolah, pemerintah daerah, hingga masyarakat untuk berperan aktif menjaga kualitas program MBG.
“Kalau semua pihak terlibat aktif, saya yakin program MBG bisa benar-benar memberi dampak besar bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak di Kalimantan Tengah,” pungkasnya. (*)