PALANGKA RAYA, KALTENGKITA.COM – Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, menegaskan bahwa pelestarian budaya lokal—khususnya bahasa daerah—merupakan elemen penting dalam mewujudkan pembangunan kota yang berkarakter dan berkelanjutan. Penegasan tersebut ia sampaikan saat menghadiri Lokakarya Perempuan Dayak Tahun 2025 di Aula Museum Balanga, Kamis (27/11/2025).
Zaini menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Palangka Raya berkomitmen memberikan ruang seluas-luasnya bagi pelestarian bahasa dan budaya Dayak melalui kegiatan edukatif, penguatan komunitas, serta dukungan kelembagaan. Upaya ini, kata dia, sejalan dengan visi pembangunan Kota Palangka Raya yang menempatkan identitas lokal sebagai pondasi utama.
“Kita ingin generasi muda Palangka Raya tetap mengenal akar budaya mereka. Bahasa adalah pintu pertama dalam membangun kebanggaan identitas,” tutur Zaini.
Menurutnya, keluarga memiliki peran paling strategis dalam memastikan bahasa Dayak tetap hidup dan digunakan secara turun-temurun. Ia menekankan bahwa penggunaan bahasa daerah di lingkungan keluarga menjadi bentuk nyata penjagaan jati diri dan martabat budaya masyarakat.
“Pelestarian bahasa dimulai dari rumah. Ketika bahasa dituturkan dalam keluarga, itu berarti kita sedang menjaga nilai dan sejarah yang diwariskan leluhur,” ujarnya.
Lebih lanjut, Zaini menilai bahwa bahasa tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai penyimpan kearifan lokal serta karakter masyarakat Dayak. Oleh karena itu, ia mengajak para ibu dan keluarga Dayak untuk terus membiasakan penggunaan bahasa daerah dalam aktivitas sehari-hari.
Ia berharap Lokakarya Perempuan Dayak 2025 dapat menjadi momentum untuk menyusun langkah konkret dalam menjaga keberlanjutan bahasa dan budaya Dayak, sekaligus memperkuat hubungan antargenerasi melalui komunikasi budaya yang sehat dan bermakna. (*)













