PALANGKA RAYA,KALTENGKITA.COM– Wakil Ketua II DPRD Kota Palangka Raya, Nenie A. Lambung, mendorong transformasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) agar tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempat penimbangan balita, tetapi berkembang menjadi pusat layanan kesehatan keluarga yang modern, inklusif, dan komprehensif.
“Sudah saatnya cakupan dan fungsi Posyandu diperluas agar benar-benar menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan primer,” ujar Nenie, Senin (16/6).
Politisi dari PDI Perjuangan ini menilai bahwa seiring pertumbuhan Kota Palangka Raya, tantangan kesehatan masyarakat semakin kompleks. Oleh karena itu, Posyandu perlu memainkan peran yang lebih luas: mulai dari pemantauan tumbuh kembang balita, pemenuhan gizi keluarga, imunisasi lengkap, layanan untuk lansia, hingga deteksi dini penyakit tidak menular.
Nenie juga menekankan pentingnya digitalisasi di Posyandu, khususnya dalam hal pencatatan tumbuh kembang anak dan pelaporan kondisi kesehatan, agar intervensi medis bisa dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
“Posyandu ke depan harus terintegrasi dan berbasis teknologi. Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga kesiapan menghadapi tantangan kesehatan masa kini,” tegasnya.
Kader Posyandu Jadi Ujung Tombak
Dalam upaya transformasi ini, Nenie juga menyoroti pentingnya penguatan kapasitas kader Posyandu. Ia menyebut kader sebagai ujung tombak yang berperan dalam edukasi, pendampingan keluarga, penyuluhan gizi, hingga kesehatan mental.
“Posyandu bisa menjadi ruang edukasi gizi, pelatihan ibu rumah tangga, hingga penyuluhan kesehatan mental. Semua itu membangun ketahanan keluarga,” ujarnya.
Komitmen Anggaran dan Percontohan Nasional
Sebagai bentuk dukungan konkret, DPRD Kota Palangka Raya menyatakan siap mendorong peningkatan alokasi anggaran untuk memperkuat sarana dan prasarana Posyandu, termasuk dalam aspek digitalisasi dan pelatihan kader.
“Pondasi sistem kesehatan harus dimulai dari bawah. Jika pelayanan di tingkat komunitas kuat, kita bisa membangun sistem kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan,” pungkas Nenie.
Langkah ini diharapkan dapat menjadikan Palangka Raya sebagai model percontohan sistem kesehatan komunitas yang solid dan adaptif di Kalimantan Tengah. (Redk-2)